Thursday 27 February 2014

SIMP (PT. Salim Ivomas Pratama Tbk.)

Jakarta - 28 Februari 2014 - Perusahaan sawit Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 524 miliar di 2013, anjlok 55% dari Rp 1,157 triliun. Laba tergerus turunnya omzet yang disertai peningkatan biaya operasi pasca kenaikan upah buruh. Penjualan bersih tercatat turun 4% menjadi Rp 13,28 triliun pada tahun 2013 dibandingkan Rp 13,85 triliun di tahun 2012 terutama seiring penurunan volume dan harga jual rata-rata dari minyak goreng curah dan minyak kelapa. Tingginya biaya produksi serta karena kenaikan upah dan produktivitas yang lebih rendah dari area yang baru menghasilkan membuat marjin laba perseroan menyempit. "Tahun 2013 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri agribisnis, tapi di triwulan IV kinerja kmai cukup kuat karena adanya pemulihan di harga jual komoditas dan tingginya volume penjualan produk sawit," kata Presiden Direktur Salim Ivomas Mark Wakeford dalam siaran pers, Jumat (28/2/2014). Volume penjualan CPO perseroan meningkat 4% dari 828.000 MT pada tahun 2012 menjadi 864.000 MT pada tahun 2013 yang disebabkan realisasi persediaan posisi akhir tahun 2012. Penjualan gula meningkat 21% dari 62.000 MT pada tahun 2012 menjadi 76.000 MT pada tahun 2013. Sedangkan Volume penjualan karet turun tipis 4% dari 16.600 MT pada tahun 2012 menjadi 15.900 MT pada tahun 2013. Volume penjualan minyak goreng, margarin, dan minyak kelapa turun 2% dari 808.000 ton pada tahun 2012 menjadi 790.000 ton di tahun 2013. Angga Aliya - detikfinance

Friday 21 February 2014

HDTX (PT. Panasia Indo Resources Tbk.)

Tahun 2014 adalah tahun dimana sering disebut banyak orang sebagai tahun politik. Hal ini karena pada tahun ini akan diadakan pemilihan umum, yang akan dimulai pada bulan April nanti. Sektor apa yang menarik untuk diamati sebagai referensi untuk investasi? Mungkin salah satunya adalah sektor tekstil dan garmen. Dan salah satu perusahaan tekstil dan garmen yang akan kita ulas adalah saham PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX). HDTX adalah salah satu dari 18 perusahaan yang bergerak di sektor tekstil dan garmen di bursa efek indonesia.

PT Panasia Indo Resources Tbk memproduksi dan perdagangan benang polyester dan serat. Operasi  Perusahaan tekstil antara lain pemelintiran, pemintalan, tenun, percetakan, pencelupan, dan finishing. Saat ini dewan direksi  HDTX dijabat oleh Awong Hidjaja sebagai Presiden komisioner, Seng Bouw Lim sebagai presiden direktur,  Drs. Suwadi Bing Andi dan  Soebianto Bambang Soegiarto sebagai direktur. Perusahaan ini memiliki 1,540 karyawan (insideview.com). Listing di BEI pada Juni 1990, HDTX berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Sebelumnya perusahaan ini bernama PT Panasia Indosyntex, dan berubah nama dengan persetujuan RUPS pada 24 Juni 2011.(okezone.com)

Harga saham HDTX per penutupan tanggal 21 Februari 2014 adalah 415 rupiah. Dalam 52 minggu terakhir, harga saham ini berkisar antara 415-930 rupiah.  Tercatat tidak ada transaksi pada tanggal tersebut (21 Februari 2014). (bloomberg)

Thursday 20 February 2014

Mengenal Si SUKRI 006 Lebih Jauh

Sukri? Siapa itu Sukri? Dan ada apa dengan dia sehingga harus dibahas di sini? Apa dia ponakan mang ujang, tetangga sebelah yang kerja di daerah Condet? :D. Atau ada hubungannya dengan Paklik Bond, si 007? Atau malah temen seperjuangan Saras 008 si pembela kebenaran? :D:D. Tentu saja si Sukri yang sedang kita bicarakan tidak hubungannya sama sekali dengan tokoh-tokoh di atas. Lantas siapakah sebenarnya si Sukri? Sukri yang kita bicarakan kali ini adalah Sukuk Ritel seri SR-006. 

Sebelum membahas Si Sukri lebih jauh, alangkah baiknya kita membahas Sukuk terlebih dahulu. Sukuk adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan untuk obligasi yang berdasarkan prinsip syariah. Dalam fatwa nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, mendefinisikan sukuk sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin atau fee, serta membayar kembali dana obligasi saat jatuh tempo. (Wikipedia) Siapa emiten Sukri SR-006? Emiten Sukri SR-006 adalah pemerintah. Jadi dengan kata lain Sukri SR-006 adalah surat utang pemerintah RI yang berdasarkan prinsip syariah yang ditawarkan pada warga negara Indonesia. Sukri SR-006 diluncurkan pemerintah dengan aset dasar atau underlying asset proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (2014). Catatan saja, selama ini, obligasi negara, baik syariah maupun konvensional menjadi salah satu sumber dana negara. Pemerintah menawarkan imbal hasil setara 8,75% per tahun untuk para pembeli SR-006. Setelah masa penawaran berakhir, pemerintah akan mencatatkan Sukri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Maret mendatang. Adapun periode jatuh tempo adalah tiga tahun. Artinya, pemerintah akan membayar lunas surat utang ini pada 5 Maret 2017. Selama periode itu, investor akan menerima imbalan tiap bulan mulai 5 April 2014. 

Imbal hasil Sukri SR-006 sudah tetap, yaitu setara 8,75% per tahun. Lho kok bisa tetap? Berarti sama seperti bunga dong? Nah ini kan sewa, ijarah. Jadi istilahnya ada aset yang disewakan oleh pemerintah, sehingga bisa ditetapkan di muka harganya. Begitu. Yang menyewa siapa? Yang menyewa badan-badan pemerintah lainnya. Apa jaminannya mereka bisa bayar? Ya dari proyek APBN, begitu. Untuk mengetahui aspek legalitas syariah dari Sukri SR-006 secara lebih meyakinkan dapat di search tentang ketentuan syariah dari DSN-MUI, Dewan Syariah Nasional MUI. Nomor B-039/DSN-MUI/II/2014, tanggal 7 Februari 2014. Penawaran terbatas Sukri SR-006 hanya selama 2 minggu – 14 s.d 27 Februari 2014. Jika sudah tercapai sebelum masa penawaran habis, maka penawaran akan ditutup. Kapan lagi kita jadi orang kaya, karena bisa “Ngutangin negara”, atau minimal dengan membeli SUkri SR-006 jangan sampai Negara ngutang ke asing seperti yang sudah-sudah, setuju? :).

Wednesday 12 February 2014

BEI terbitkan pedoman mediator remote trading

Jakarta (ANTARA News) 12 Februari 2014 - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan keputusan baru tentang pedoman mediator remote trading untuk menyempurnakan sistem pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Samsul Hidayat dalam pernyataan tertulis di Jakarta Rabu mengemukakan, keputusan itu merupakan hasil kajian atas persyaratan dan prosedur bagi pihak-pihak yang memberikan jasa penyedia perangkat remote trading Anggota Bursa Efek. "Itu ditetapkan melalui surat Keputusan Direksi Nomor 00001/BEI/01-2014 terkait pedoman mediator remote trading," paparnya. Ia mengatakan bahwa keputusan itu juga untuk menstandardisasi persyaratan dan prosedur pemberian jasa penyedia perangkat remote trading sehingga dipandang perlu untuk menjadi panduan bagi mediator remote trading. Mediator remote trading merupakan pihak yang telah menandatangai kontrak dengan Bursa untuk menyediakan jasa remote trading bagi anggota bursa efek koneksi tidak langsung untuk bisa menjalankan perdagangan efek secara remote. 

Sementara remote trading adalah perdagangan saham yang diselenggarakan oleh Bursa dengan menggunakan JATS (Jakarta Automated Trading System), perangkat remote trading Bursa, jaringan dan perangkat remote trading Anggota Bursa Efek. Samsul mengatakan, bagi mediator remote trading yang telah terdaftar di Bursa sejak berlakunya surat keputusan Direksi ini, wajib memenuhi persyaratan paling lambat sampai dengan 1 Juli 2014. Sementara bagi calon mediator wajib memiliki perangkat remote trading anggota bursa efek sesuai ketentuan atau persyaratan. Selain itu, Bursa juga mengatur pengenaan sanksi atas pelanggaran dari keputusan itu bagi mediator remote trading. "Sanksinya ada teguran tertulis, peringatan tertulis, dan denda paling banyak sebesar Rp500 juta. Bursa juga berhak mencabut status sebagai mediator remote trading," tegas Samsul. Sumber : Antara

KAEF (PT Kimia Farma Persero Tbk.)

Okezone.com. Kamis 13 Februari 2014. Industri farmasi masih memiliki prospek yang sangat menjanjikan di masa mendatang. Hal ini didasari atas tingginya jumlah penduduk Indonesia, yang diikuti oleh meningkatnya jumlah penduduk kelas menengah. "Perumbuhan ini menyiratkan kebutuhan yang lebih besar dari produk farmasi yang berkualitas dan pelayanan kesehatan khususnya obat resep," jelas Analis Pefindo, Achmad Kurniawan Sudjatmiko, dalam risetnya di Jakarta, Kamis (13/2/2014). Dia melanjutkan, ditambah saat ini pemerintah telah menetapkan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Menurutnya, program ini akan semakin memoles kinerja emiten-emiten yang bergerak pada bidang farmasi. salah satu emiten tersebut adalah PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF). Menurutnya, saat ini saham KAEF memiliki expectation builders (Q-2), yakni perusahaan yang dinilai pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark. 

 "KAEF terletak di klaster di mana kinerja perseroan saat ini lebih rendah dari ekspektasi pasar, tetapi ekspektasi pasar akan pertumbuhan KAEF di masa depan berada di atas benchamrk," jelasnya. "Kami percaya bahwa dengan mengoptimalkan kemampuan internal mereka, dan melakukan tindakan yang mendorong persepsi pasar akan keberhasilannya kinerjanya, KAEF akan mampu berada di excellent value managers. Target Harga untuk 12 bulan ke depan adalah Rp950–Rp1.155," tukas dia. Sumber : Okezone